-- Sido Muncul Store -- Aneka Produk Jamu, Obat, dan Suplemen Herbal dari Sido Muncul Store di Tokopedia

Minggu, 22 Mei 2016

Sandiaga: PNS DKI Jakarta Bekerja dengan Penuh Rasa Takut

Pengusaha muda Sandiaga Salahuddin Uno mengaku prihatin dengan kondisi yang dihadapi sebagian pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Bakal calon gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan, berdasarkan informasi yang diperoleh, tekanan yang dihadapi para aparatur daerah di ibu kota saat ini terbilang berat. Sulit bagi mereka untuk mencapai kinerja yang baik. 

"Ada beberapa PNS DKI Jakarta yang datang ke saya dan melapor bahwa mereka bekerja dengan penuh rasa takut dan khawatir. Kondisi semacam itu tentunya tidak bagus untuk kinerja Pemprov DKI Jakarta ke depannya," ujar Sandiaga kepada para wartawan seusai menghadiri acara Milad Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) di Kompleks Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (22/5).

Dia berpendapat, dalam membangun kinerja pemerintah daerah yang baik, seorang pemimpin (gubernur--Red) semestinya membuat para PNS di bawahnya merasa tenteram saat bekerja. Mengumbar kelemahan para pegawai di depan umum, apalagi sampai memecat mereka secara serampangan, menurut Sandiaga bukanlah solusi yang baik.

"Saya sangat mendukung jika PNS-PNS yang kedapatan mencuri atau korupsi dipecat. Tapi, kalau hanya karena masalah kinerja yang belum memuaskan lalu mereka dipecat, saya kira itu bukan langkah yang bagus juga," ucap Sandiaga.

Dia menambahkan, pegawai-pegawai di Pemprov DKI Jakarta yang mempunyai kinerja bagus sudah selayaknya mendapatkan pujian dari atasan mereka. Bahkan, bila perlu, pujian itu bisa disampaikan gubernur di depan umum.

"Sementara, untuk para pegawai yang kinerjanya belum memuaskan, gubernur berhak menegur mereka. Tapi jangan ditegur di depan umum, karena itu hanya semakin membuat mereka tertekan. Lebih baik gubernur menegur mereka secara empat mata," ucap Sandiaga yang mendeklarasikan diri sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta itu.

Pada 25 April lalu, Rustam Effendi memilih mundur dari jabatannya sebagai wali kota Jakarta Utara. Keputusan tersebut diambil Rustam lantaran pria itu merasa kinerjanya tak sesuai dengan keinginan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. 

Sebelum memutuskan mundur dari jabatan wali kota Jakarta Utara, Rustam sempat mengungkapkan keluhan hatinya karena Ahok menudingnya berkomplot dengan salah satu bakal calon gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra. Tudingan tersebut dilontarkan Ahok di depan para pegawai Pemprov DKI lainnya dalam sebuah rapat yang digelar di Balai Kota DKI Jakarta, bulan lalu.*republika
Comments
0 Comments

0 comments:

Posting Komentar

Arsip Blog