Peluang Menjanjikan dari Budidaya Cacing Lumbricus
Meski membuat bergidik, cacing tanah jenis Lumbricus rubellus dapat menghasilkan banyak pundi-pundi uang. Selain harganya mahal, permintaan cacing jenis ini juga tinggi di pasaran.
Maklumlah, cacing ini memiliki banyak manfaat kesehatan. Hewan berbentuk pipih ini dapat dikonsumsi dan dijadikan obat penurun kadar kolesterol, meningkatkan nafsu makan, serta menurunkan kadar gula darah dan lainnya.
Selain manfaatnya yang banyak, harga jual cacing tanah ini terbilang cukup mahal. Deden Sabarudin asal Cimahi, Jawa Barat mengatakan, harga jual cacing lumbricus sekitar Rp 50.000 per kilogram (kg).
Selain menjual cacing lumbricus, Deden juga menjual tepung cacing. Yakni, cacing yang sudah dikeringkan seharga Rp 400.000 per kg. "Tepung cacing ini murni cacing tanpa campuran apapun," tuturnya.
Melalui usaha ini, ia bisa meraup omzet hingga ratusan juta rupiah per bulan. Adapun keuntungan bersihnya sekitar 30% dari omzet.
Hasil budidayanya ini dipasarkan dari Sabang sampai Marauke. Bahkan, ia juga sudah merambah pasar luar negeri, seperti Malaysia dan sebentar lagi Korea.
Mayoritas konsumennya membeli cacing untuk keperluan pakan ternak, penyubur dan penggembur tanah, dan produksi obat herbal.
Pria yang kerap disapa Deden ini sudah membudidayakan cacing lumbricus sejak sembilan tahun lalu. "Saya berternak cacing karena ketidak sengajaan," ujarnya.
Saat itu, ia membutuhkan cacing lumbricus untuk pakan belut peliharaannya. Ia lalu mencoba beternak cacing. Awalnya ada 200 kg. Dalam waktu delapan bulan sudah bertambah menjadi 2,2 ton cacing.
Lantaran lebih menjanjikan, akhirnya ia fokus beternak cacing. Di bawah bendera Bengkelden Agrobisnis, Deden membudidayakan cacing lumbricus di beberapa wilayah di daerah Jawa Barat, seperti Cimahi, Sumedang, dan Lembang. Di Cimahi, ia memiliki 20 rak dengan ukuran 300 sentimeter (cm) x 50 cm yang mampu menampung lebih dari 10 kg cacing.
Pemain lainnya adalah Fajar Ramadhani asal Klaten, Jawa Tengah. Laki-laki yang lebih akrab disapa Dani ini baru membudidayakan cacing lumbricus sekitar tiga bulan lalu. “Saya tertarik menekuni usaha ini karena melihat tingginya permintaan di pasaran,” ujarnya.
Kendati masih baru, dia sudah mendapatkan konsumen, meski masih terbatas di sekitar wilayah Klaten. Dengan harga jual sebesar Rp 60.000 per kg, ia mampu mengantongi omzet jutaan rupiah per bulan.
Ada pun keuntungan bersihnya yang didapatkannya hampir 100%. “Modal buat budidaya cacing ini sangat murah,” tegasnya.