Penuhi Syarat Tes CPNS, Peserta Beli Nilai TOEFL

Perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang dilakukan secara besar-besaran oleh hampir semua instansi pemerintah mengundang antusiasme para pencari kerja.

Sayangnya, berbagai persyaratan khusus, seperti permintaan nilai kemampuan bahasa Inggris melalui Test of English as A Foreign Language (TOEFL) yang cukup tinggi di beberapa instansi, menimbulkan masalah baru.

Pasalnya, pendaftar lowongan CPNS harus memenuhi skor nilai TOEFL sesuai dengan ijazahnya. Pendaftar berijazah S-1 wajib punya nilai TOEFL 500, lulusan D-3 skor TOEFL 450, dan lulusan D-1 skor TOEFL 400. Persyaratan ini membuat para pelamar CPNS menghalalkan segala cara, termasuk membeli nilai TOEFL. 

Fenomena ini diakui oleh sejumlah pengelola lembaga penguji TOEFL. Walau banyak yang menolak menjual nilai TOEFL karena mempertahankan kredibilitas, ada beberapa lembaga yang melakukannya.

"Banyak yang datang untuk meminta agar nilai TOEFL mereka dibuat bagus di sertifikat. Terus terang kami menolak. Banyak memang yang datang untuk mencoba membeli nilai," kata Joyce J.J., Branch Manager ELC Manado.

Menurut Joyce, setiap calon peserta yang hendak mengikuti tes TOEFL diingatkan bahwa nilai yang akan dikeluarkan sesuai dengan tes yang dilaksanakan. "Jadi biasanya kami beri pertimbangan. Kami suruh belajar dulu," kata Joyce.

"Kami juga mencegah adanya sertifikat palsu hasil scanning dengan selalu mendata semua sertifikat yang keluar dengan menempelkan foto pemilik sertifikat."

Sementara itu, menurut penelusuran Tempo, harga yang harus dibayar untuk mendapatkan nilai TOEFL sesuai dengan keinginan Rp 2-2,5 juta. Angka ini terbilang tidak terlalu mahal mengingat untuk mengikuti satu tes TOEFL para peserta harus membayar Rp 350 ribu.

Informasi yang dirangkum Tempo, selain untuk ikut dalam tes CPNS, ada juga yang membeli nilai TOEFL untuk mendapatkan beasiswa di luar negeri yang diberikan oleh pemerintah.

view the original news here