-- Sido Muncul Store -- Aneka Produk Jamu, Obat, dan Suplemen Herbal dari Sido Muncul Store di Tokopedia

Senin, 27 Oktober 2014

[Era Baru Menabung] Waspadai Kebiasaan Anda Menyimpan Uang di Bank

Siapa yang belum pernah mendapat nasihat "Ayo Menabung ya, Nak." ?

Tidak ada yang salah dengan nasihat dari orang tua atau kakek-nenek tersebut. Nasihat di atas bertujuan positif untuk mengajak kita belajar pengendalian diri (pengeluaran) dan belajar untuk menentukan prioritas pemenuhan keinginan kita, bagaimana kita mendahulukan sesuatu yang lebih penting dibandingkan sesuatu yang hanya sekedar keinginan belaka.

Dalam bentuknya yang lain, perilaku menabung sebenarnya sudah dijalankan secara alami ribuan tahun silam oleh umat manusia. Di mulai dengan tidak mengkonsumsi secara berlebihan dan menyimpan kelebihan panen, baik di lumbung ataupun diolah lebih lanjut untuk mempertahankan keawetannya. Upaya ini dilakukan agar simpanan tersebut dapat digunakan saat masa-masa kesulitan panen. Sebenarnya secara alami, manusia telah melakukan dasar perencanaan terhadap masa depannya.

Di masa kini, kita menyimpan kelebihan penghasilan ke dalam berbagai media penyimpan yang beraneka macam. Mulai dari menyimpan uang di rumah (bawah bantal), di bank, sampai dengan perhiasan, barang seni atau barang antik.

Kegiatan menyimpan uang, berdasarkan tujuannya terbagi menjadi 2 bagian utama yaitu :



Mungkin sudah lumrah apabila kita lebih suka memarkirkan kendaraan (aset) di area parkir yang luas, bersih, apalagi dengan petugas yang sangat ramah, tampan dan cantik. Untuk mendapatkan layanan itu, kita akan dikenakan tarif parkir (biaya admin) yang tidak murah. Mungkin terkadang kita mencoba menghibur diri dengan mengatakan toh, pemilik area parkir (baca: bank) sudah memberikan layanan (bunga) untuk kita (dengan besaran 1-2% pertahun : *sumber BPS 2013, average saving rate).

Tapi coba perhatikan apa yang terjadi dengan aset kita yang di parkir di bank:

Aset kita yang hanya di parkir itu akan terus-menerus tergerus nilainya oleh tingkat inflasi dengan besaran 6-6.5% pertahun.

Aset kita ternyata digunakan untuk membiayai pinjaman orang lain, dan bank sebagai pemilik area parkir berpotensi menikmati hasilnya sampai dengan 12-15% pertahun.
atau

Aset kita digunakan untuk investasi (riil dan surat berharga), dimana sang pemilik area parkir mendapatkan hasil yang bisa mencapai 20% pertahun. (*sumber data rerata pertumbuhan IHSG 2004-2014.)

Secara matematis, apabila kita hanya sekadar menyimpan uang (fund parking), sudah pasti kita menanggung selisih beban inflasi. Sementara itu, kita kehilangan potensi untuk mengakumulasi nilai (investment), yang sebenarnya dapat kita lakukan sendiri.

Lebih gilanya lagi, bila kita menyimpan seluruh uang kita juga di bank tapi juga mempunyai pinjaman (loan) dari bank. Bank akan menerapkan bunga simpanan dan bunga pinjman yang cukup besar. Bukankah hal ini sama saja dengan kita meminjam uang kita sendiri, tapi kita akan dikenakan administrasi, bunga dan sebagainya.

Mengutip pernyataan :

- Faisal Basri Ekonom Universitas Indonesia

SEBODOH-BODOHNYA orang di Indonesia adalah orang yang menabung di bank. Di negara ini jika seseorang menabung di bank, maka uang yang bersangkutan bukan akan bertambah tetapi malah berkurang.

- Robert G. Allen

Berapa banyak jutawan yang Anda kenal dan telah menjadi kaya hanya dengan menyimpang uang di rekening tabungan?

Sesuai dengan namanya sekadar simpanan atau numpang parkir, seharusnya menyimpan uang di rekening tabungan hanyalah bersifat sesaat, seperti untuk kegiatan operasional sehari-hari kita, tetapi bukan untuk dilakukan dalam jangka waktu yang panjang.

Akhir kata, Apakah Anda hanya sekadar menyimpan uang Anda? Atau Anda ingin menyimpan sekaligus meng-akumulasi nilai daripada uang Anda?


Comments
0 Comments

0 comments:

Posting Komentar

Arsip Blog