-- Sido Muncul Store -- Aneka Produk Jamu, Obat, dan Suplemen Herbal dari Sido Muncul Store di Tokopedia

Minggu, 26 April 2015

Keuntungan dan Resiko Pembelian Reksa Dana

Banyak yang bilang, kalo mau profit besar dan ga mau cape, investasi reksa dana aja. Maksudnya? Berdasar risk vs rewards, kalau deposito ibarat mobil, saham ibarat pesawat, reksa dana itu ibarat kereta! Artinya, dari segi rewards vs resiko reksa dana berada di atas deposito, namun 1 level di bawah saham. Reksadana adalah produk investasi yang dikemas oleh perusahaan Manajer Investasi dan Bank Kustodian, sehingga investor bisa investasi walau dengan dana yang relatif kecil. Dengan dana mulai Rp. 100 ribu masyarakat sudah dapat berinvestasi di saham, obligasi serta produk investasi lainnya, melalui reksa dana. Kita bisa membeli reksa dana di bank dan sekuritas yang memang menjual produk reksa dana tertentu. Reksa dana ada bermacam-macam antara lain adalah Reksa dana Pasar Uang, Reksa dana Pendapatan Tetap, Reksa dana Campuran, dan Reksa dana Saham. Apa maksudnya jenis-jenis reksa dana tersebut? 

Reksa dana pasar uang itu bukan seperti namanya, ia tidak memperjualbelikan mata uang/valas. Reksa dana pasar uang time horizon jangka pendek (di bawah 1 tahun) dan investasinya di surat hutang/obligasi jangka pendek. Reksa dana Pasar Uang ciri khususnya harga/unitnya selalu Rp.1.000,- tidak ada biaya pembelian/penjualan dan jumlah unitnya slalu bertambah tiap harinya. Reksa dana Pasar Uang resiko paling rendah namun return rata-rata sekitar 5% – 7% saja per tahun. Reksa dana Pasar Uang dan reksa dana Pendapatan Tetap sama-sama menginvestasikan uang di obligasi, bedanya hanya pada timeframe. 

Reksa dana Pendapatan Tetap menempatkan investasinya pada obligasi, cocok untuk investasi jangka menengah sekitar 3-5 tahun. Reksa dana Pendapatan Tetap tingkat resikonya diatas reksa dana pasar uang, dapat memberikan rata-rata return sekitar 7% – 15% per tahun. Tahun 2005 sempat heboh soal reksa dana pendapatan tetap ini lho, karena orang-orang salah persepsi dengan kata 'tetap' ini. Mereka menyangka reksa dana Pendapatan Tetap memberikan “pendapatan yang tetap” setiap bulannya. Sedangkan reksa dana pada tahun 2005 sempat turun dalam, jadi heboh deh waktu itu :p Alhasil investor panik dan berlomba-lomba melakukan pencairan dana reksa dana / redemption. Nama Reksa dana Pendapatan Tetap bukan berarti pendapatannya tetap sama, namun karena diinvestasikan pada obligasi.

Reksa dana Campuran berisikan produk investasi yang terdiri dari Obligasi, Saham serta produk investasi lainnya. Reksa dana campuran ini dibagi menjadi reksa dana campuran konservatif, moderat /agresif,  tergantung dari produk investasi yang membentuknya. Rata-rata return reksa dana campuran adalah sebesar 15% – 20% per tahun dan dapat digunakan untuk investasi jangka menengah. Tingkat imbal hasil dan resiko reksa dana Campuran setahap di atas Reksa dana Pendapatan Tetap. 

Jenis Reksa dana berikutnya adalah Reksa dana Saham, dimana tingkat imbal hasil dan resiko paling tinggi dari jenis Reksa dana lainnya. Reksa dana Saham ini menempatkan investasinya pada saham. Investasi pada reksa dana saham biasanya digunakan untuk tujuan investasi jangka panjang dengan periode diatas 5 tahun. Target imbal hasil rata-rata untuk reksadana saham adalah sebesar 20% – 30% per tahun. 

Lalu bagaimana kita memilih reksa dana yang baik? Simak tips berikut ini :
- Dana yang dikelola pada reksa dana tersebut (AUM – asset under management) lebih besar dari Rp25 Miliar. AUM adalah dana kelolaan di satu reksa dana bukan dari keseluruhan dana yang dikelola Manajer Investasi tersebut. 

- Tips kedua memilih reksa dana adalah : rata-rata imbal hasil beberapa 3-5 tahun ke belakang lebih baik dibandingkan reksa dana lainnya.

- Tips ketiga memilih reksa dana yang baik adalah Profil Manajer Investasi yang mengelola dana. Pilihlah Manajer Investasi reksa dana yang punya reputasi baik. Caranya? Googling aja nama Manajer Investasi tersebut.*ilmu-investasi

Related Posts:

Comments
0 Comments

0 comments:

Posting Komentar

Arsip Blog