Video - Begini Suka Duka Guru di Desa Terpencil Jeneponto
Memperingati Hari Guru Ke 71, perjuangan seorang guru untuk memajukan pendidikan bangsa tentu punya cerita tersendiri.
Seperti yang dialami oleh Aman Jaya Afiat (47), guru kelas 5 SDI 234 Bonto - Bonto tersebut setiap harinya harus menempuh jarak 50 kilometer menuju sekolahnya.
"Saya mengajar di SDI Bonto - Bonto di perbatasan tiga kabupaten, Jeneponto Takalar Gowa, sementara saya tinggalnya di Desa Bontosunggu Tamalatea, "kata Aman.
SDI 234 Bonto - Bonto berlokasi di desa Pappalluang, Kecamatan Bangkala Barat, berjarak sekitar 70 kilometer dari pusat kota Jeneponto.
Selain jarak tempuh yang jauh, akses jalan menuju desa Pappalluang tersebut juga rusak parah.
Bebatuan terjal dan menanjak, itu yang dilalui Aman.
Kondisi kian diperparah dengan akses jaringan telkomunikasi yang belum menjangkau desa tersebut.
Namun, kondisi tersebut tidak membuat dirinya patah arang untuk terus mendedikasikan dirinya sebagai bagian dari pahlawan tampa tanda jasa.
"Setiap hari saya lewati itu, sejak tahun 2005 saya di tempatkan disana, dan sampai sekarang jaringan juga belum ada, "ujar Aman yang terangkat PNS tahun 2006 tersebut.
Bukan berharap bantuan gaji atau fasilitas untuk dirinya, Aman hanya berharap agar pemerintah melakukan perbaikan jalan dan akses jaringan.
"Di hari guru ini, semoga pemerintah segera memperhatikan jalan kesena, karena terisolir memang kasihan, "harap Aman.
Cerita haru perjuangan Aman diperoleh saat dirinya ditemui di masjid Agung Jeneponto, Kecamatan Binamu, Jumat (25/11/2016)
Jumlah peserta didik di SD 234 Bonto - Bonto sendiri saat ini mencapai 140 murid.*tribunnews