Honorer Terancam Jadi CPNS
Honorer kategori dua (K2) yang telah dinyatakan lulus tes CPNS beberapa waktu lalu, saat ini masih diverifikasi. Indikasi adanya honorer yang tidak mengabdi untuk Kota Jambi, namun masuk ke dalam data base honorer K2 Kota Jambi semakin kuat. Sekda Kota Jambi yang juga Kepala Baperjakat Kota Jambi Daru Pratomo mengaku indikasi itu timbul ketika dilakukan pemeriksaan ulang.
Dalam petunjuk Menpan, K2 yang lulus harus membuat pernyataan bertanggungjawab penuh kebenarannya. "Atas petunjuk Menpan, ketika itu, kita harus benar-benar periksa lagi, dan kita temukan indikasi itu," katanya.
Adanya honorer 'siluman' tersebut, tidak hanya satu atau dua orang, namun belasan bahkan lebih banyak lagi. Dan belasan honorer ini sudah masuk database BKD Kota Jambi, dan termasuk ke dalam 533 honorer K2 yang ikut tes CPNS.
"Dari 249 K2 yang lulus, ternyata belasan yang terindikasi bukan dari kota, akan tetapi dari luar," katanya.
Untuk mengusut kebenaran indikasi itu, Pemkot Jambi harus mempertanyakan kenapa belasan honorer K2 itu bisa masuk dalam database dari awal. Dan ketika memang benar bahwa K2 itu memang bukan mengabdi untuk Kota Jambi, maka akan dibatalkan menjadi CPNS. "Kalau tidak sesuai dengan ketentuan, ya dibatalkan," ungkapnya.
Pemkot saat ini sudah membentuk tim verifikasi yang terdiri dari BKD Kota Jambi, Inspektorat, Dinas Pendidikan dan Kesehatan, serta Sekda sebagai penanggungjawab. Sekda sendiri mengatakan, honorer “siluman” itu sendiri berasal dari tenaga kesehatan dan guru.
"Senin besok kita akan membahas K2 yang bukan dari Kota Jambi tersebut," paparnya. Untuk diketahui, sebelum mengikuti tes CPNS, 500 lebih honorer K2 telah diverifikasi dan masuk di database.
Daru mengatakan, hal pertama yang akan dicari tahu adalah kenapa mereka bisa lolos verifikasi pertama. "Itu nanti yang akan kita pertanyakan. Kenapa sampai lolos data base verifikasi sebelum tes itu," jelasnya.
Sementara itu, Kepala BKD Kota Jambi Subhi mengatakan hal itu merupakan dugaan sementara. Dan memang ada belasan K2 yang bermasalah. "Kalau memang bukan mau gimana lagi, ya tentu akan dibatalkan," tandas Subhi.