Kabupaten Tangerang Kekurangan Dokter Puskesmas
Pemerintah Kabupaten Tangerang saat ini mengalami krisis tenaga medis untuk ditempatkan di 43 Puskesmas dan Rumah Sakit Daerah. Minimnya tenaga kesehatan seperti dokter umum, dokter spesialis ini mulai menganggu pelayanan kesehatan di puluhan Puskesmas yang tersebar di 29 Kecamatan di wilayah tersebut."Kami masih sangat kekurangan tenaga medis,"ujar Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar Zulkarnaen, Selasa 24 Juni 2014.
Tenaga medis yang sangat dibutuhkan saat ini, menurut Zaki, terdiri dari dokter spesialis dan bidan. Pemerintah Kabupaten Tangerang, kata dia, telah melakukan berbagai upaya agar posisi tenaga medis yang dibutuhkan bisa terpenuhi.
Salah satunya dengan cara menambah jumlah formasi untuk tenaga kesehatan setiap ada penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil."Tapi peminatnya sedikit sekali, kami tidak tahu mengapa sedikit sekali dokter yang mau bekerja di pemerintahan," katanya.
Bahkan, Zaki melanjutkan, untuk merangsang agar para dokter mau menjadi PNS di Kabupaten Tangerang, ia saat ini sedang mengkaji rencana menaikan intensif para pegawai di bidang kesehatan tersebut."Ada rencana kesana, tapi sedang di kaji dan dilihat kemampuan ABPD," kata Zaki.
Minimnya peminat tenaga kesehatan ini, diakui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Naniek Isnaendi. Menurutnya, hal ini terlihat dari jumlah pendaftar CPNS pada tahun lalu. "Cuma 45 orang pendaftarnya,"kata Naniek. Hal ini sangat berbeda dengan peminat CPNS dari jalur umum. Ketika tes, kata dia, hanya 15 orang yang menjadi peserta. "Itupun dari 15 orang, hanya 10 yang mengembalikan formulir, padahal 30 tempat tersedia," kata Naniek.
Kebutuhan tenaga medis yang paling mendesak saat ini, menurut Naniek, adalah dokter yang ditempatkan di Puskesmas. Saat ini, kata Naniek, 43 Puskesmas rata rata hanya diisi 2-3 dokter. "Padahal idealnya, setiap Puskesmas tersedia 5 dokter,"katanya. Apalagi, ia melanjutkan, dari 43 Puskesmas yang ada di Kabupaten Tangerang 11 diantaranya bersertifikasi ISO, 7 rawat inap, 6 melayani persalinan dan 30 non rawat inap sangat membutuhkan banyak dokter.
Bahkan, kata Naniek, ada sebuah Puskesmas yang baru ditinggal pindah dokter spesialis kandungan yang membuat layanan kesehatan di Puskesmas itu sempat terganggu.Naniek berharap ada solusi yang cepat dalam menuntaskan masalah krisis tenaga kesehatan di Kabupaten Tangerang ini.
Secara terpisah, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tangerang Yani Sutisna mengatakan sudah mengirimkan analisa beban kerja ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Perlima tahun, kata Yani, butuh 10 ribu lebih pegawai untuk mengisi persyaratan formasi dari umum. "Pusat meminta kami untuk membuat analisa kebutuhan pegawai untuk formasi unum yang dilampirkan dengan analisa beban kerja dan jabatan. Masalah dipenuhi kekurangan pegawainya atau tidak kami tidak tahu," katanya.
Hingga kini, kata Yani, prioritas Kabupaten dalam memenuhi kebutuhan pegawai masih mengutamakan tenaga medis dan tenaga pendidik atau guru. Untuk tenaga kesehatan yang ada dari kebutuhan 2.212 orang, baru tersedia 1.276 orang."Kurang 936 orang."