-- Sido Muncul Store -- Aneka Produk Jamu, Obat, dan Suplemen Herbal dari Sido Muncul Store di Tokopedia

Senin, 08 Februari 2016

Tips Berinvestasi bagi PNS

Sebagian orang menganggap menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) tergolong lebih aman dalam hal finansial dibandingkan dengan pegawai swasta. Dengan berbagai jaminan dari pemerintah, profesi yang satu ini menarik minat banyak orang untuk mencobanya. Apalagi seiring waktu berjalan, profesi PNS semakin menjanjikan karena penghasilannya terbilang tinggi.

Mengutip laman resmi Otoritas Jasa Keuangan, Senin 8 Februari, dijelaskan seperti halnya orang-orang dengan profesi lainnya, seorang PNS pun bisa mengembangkan penghasilannya lewat investasi. Investasi tentu saja dapat mengantarkan seseorang menuju kesejahteraan.

Para pegawai negeri yang berniat investasi dapat mencoba untuk mengurangi pengeluaran yang tidak terlalu penting seperti menyisihkan jatah makan di luar bersama keluarga dan membawa bekal makanan ke kantor. Mengurangi kebiasaan merokok atau jajan dan makan di luar dapat menghemat pengeluaran Rp500 ribu sampai dengan Rp1 juta per bulan.

Setelah berhasil mengubah pola pikir dan menjaga pengeluaran, PNS pada tahap bisa berinvestasi di awal sebesar 10 persen dari pemasukan. Misalnya gaji diterima pada tanggal 1 setiap bulan sebesar Rp10 juta. PNS tadi dapat menyisihkan pada hari itu juga sebesar Rp1 juta untuk berinvestasi.

Idealnya selain investasi, PNS perlu menyiapkan dana darurat terlebih dahulu. Besaran dana darurat yang harus dikumpulkan PNS sebesar tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan.

Namun untuk berinvestasi tak perlu harus menunggu hingga seluruh dana darurat terkumpul. Ambilah dana untuk investasi dari pemasukan bulanan, sedangkan untuk mengumpulkan dana darurat dapat menggunakan sebagian dari gaji ketiga belas.

Instrumen investasi yang dapat dipilih diantaranya reksa dana karena ada manajer investasi yang membantu memutar uang untuk mendapatkan hasil. Pemilihan jenis reksa dana juga perlu disesuaikan dengan profil risiko masing-masing orang.

Misalnya seseorang yang masih berusia muda dan termasuk tipe investor yang agresif dapat mengambil instrumen investasi dalam bentuk reksa dana yang berisiko tinggi serta berpotensi mencetak hasil tinggi (high risk high return) yaitu reksa dana saham. Sementara itu, orang yang agresif tapi umurnya lebih tua sebaiknya memilih reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap.

PNS juga dapat berinvestasi pada obligasi dan deposito. PNS lebih cocok memilih ketiga instrumen investasi tersebut daripada membeli saham. Sebab investor saham harus mempunyai waktu dan pengetahuan khusus untuk mengamati situasi.*metrotvnews

Related Posts:

Comments
0 Comments

0 comments:

Posting Komentar

Arsip Blog