PNS Ciptakan Alat yang Otomatis Laporkan Kerusakan Lampu Jalan
Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Kota (DKPTK) Kota Magelang, Yetty Setyaningsih, menciptakan teknologi pengendalian penerangan jalan umum (PJU) yang berintegrasi.
Teknologi ini dinamakan Sipput yang merupakan singkatan dari Sistem Pengendalian Jalan Umum Terintegrasi. Yetty yang menjabat sebagai Kepala Seksi Pertamanan dan Penerangan DKPTK itu menjelaskan, teknologi ini dibuat menyusul banyaknya keluhan warga Kota Magelang terkait lampu penerangan yang kerap mati.
“Setiap hari pasti ada laporan atau keluhan warga kaeran PJU mati,” kata Yetty belum lama ini.
Wanita berusia 36 tahun itu lantas membuat inovasi berupa alat pengendalian PJU yang dapat menginformasikan kerusakan atau matinya lampu PJU secara otomatis.
PJU mati bisa disebabkan karena ada serangga, terkena petir atau ulah orang-orang iseng yang tidak bertanggung jawab. Alat ini terintegrasi dengan layanan pesan singkat (SMS) berjaringan GSM.
Sistem kerjanya, lanjut Yetty, ketika lampu PJU mengalami kerusakan atau mati akan langsung diketahui melalui informasi yang dikirim dengan SMS ke nomor ponsel yang telah didaftarkan.
“Indikatornya adalah pada ampere meternya. Jika PJU mati, rusak, ada penuruan daya maka ampere akan menurun, alat ini secara otomatis akan mengirim SMS kepada kami. Sehingga kami bisa langsung mengatasinya tanpa harus menunggu laporan masyarakat,” ungkap Yetty.
Dia menyebutkan, Sipput ini terdiri dari rangkaian komponen elektronik sederhana, seperti prosesor, bios, panel keypad, transmitter, detektor amper, kartu GSM, colokan listrik, dan lainnya.
Dengan adanya Sipput ini, lanjut Yetty, petugas bisa langsung mendatangi lokasi yang ditunjuk SMS dan segera menanganinya. Teknologi ini pun diklaim merupakan yang pertama di Indonesia.
Dia menyebutkan, satu alat Sipput bisa dipasang di satu titik APP (alat kontrol) yang bisa mengcover hingga 100 lampu.
Di Kota Magelang total ada 5.125 lampu PJU. Artinya, akan dibutuhkan sekitar 51 unit Sipput untuk mengontrol semua lampu PJU di kota.
“Saya terinspirasi dari teknologi lampu Philips yang bersistem city touch. Saya berpikir untuk menerapkannya di PJU, dengan menggunakan komponen berbeda dan murah. Saya menghabiskan sekitar Rp 2 juta untuk membuat satu alat ini,” papar salah satu warga Kecamatan Magelang Tengah ini.
Yetty menambahkan, alat ini akan menjadi pilot project dan akan disosialisasikan lebih luas ke masyarakat. Termasuk akan dipresentasikan di hadapan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Semarang pada 27 Oktober 2016.
“Kami optimistis alat ini akan sangat aplikatif dan sudah berhasil diuji coba. Ke depan bisa diproduksi massal,” katanya.
Yetty mengemukakan, terciptanya alat ini juga sebagai syarat menyelesaikan pendidikan dan pelatihan (Diklat) prajabatan tingkat Jawa Tengah. Dalam diklat, setiap peserta diminta membuat sesuatu yang inovatif di bidangnya.*radarpekalongan