-- Sido Muncul Store -- Aneka Produk Jamu, Obat, dan Suplemen Herbal dari Sido Muncul Store di Tokopedia

Rabu, 25 April 2018

Tertipu Penerimaan PNS Bayar Ratusan Juta, 7 Orang Lapor Polisi

Polres Banyumas menerima laporan dugaan penipuan berkedok penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hingga saat ini sudah 7 orang korban yang melapor ke polisi. 

"Saya kawal korban dari dugaan tindak pidana penipuan calon PNS ada sekitar 7 orang yang akan kita hadirkan ke polres untuk laporan tahap pertama," kata kuasa hukum para korban, Saleh Darmawan kepada wartawan di Mapolres Banyumas, Rabu (25/4/2018).

Mereka melaporkan nama SBR (50) yang telah menerima sejumlah uang dengan janji penerimaan PNS. Menurut dia, diperkirakan jumlah korban penipuan CPNS itu mencapai 400 an orang yang tersebar di 4 Kabupaten seperti, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Banjarnegara. Para korban rata-rata dijanjikan dimasukkan menjadi CPNS di instansi pemerintah Kabupaten, Bidan, PDAM, Pertamina, guru.

"Itu sampai 400-an orang, dijanjikan PNS hampir di 4 Kabupaten di wilayah Karisidenan Banyumas. Baik itu bidan atau PNS Pemda atau guru itu semua dijanjikan kesana," ujarnya.

Dia mengatakan, para korban penipuan tersebut rata-rata menyetorkan uangnya antara Rp 65 juta sampai Rp 205 juta per orangnya.

"Kemarin dari 57 orang saja dihitung itu ada sekitar Rp 1 miliar, belum lagi diperkirakan korbannya sampai 400 orang," jelasnya.

Para korban mulai curiga setelah mereka menyetorkan uangnya sejak tahun 2014-2015 dan hingga tahun 2016 anak-anak mereka belum juga menerima panggilan CPNS.

"Mereka curiga karena mereka rata-rata sudah memberikan uangnya sejak tahun 2014-2015. Tapi sampai 2016 katanya sudah ada pemberkasan dan ada yang diinformasikan NIP-nya sudah turun, tapi ternyata sampai sekarang tidak ada realisasi pengangkatan PNS-nya," jelasnya.

Modus yang dilakukan pelaku penipuan yakni dengan menjanjikan bisa menyalurkan untuk pengangkatan CPNS dengan memberikan uang tertentu.

"Pelaku untuk sementara ini satu orang berinisial SBR, kemungkinan juga jaringan, karena kita melihat ada dugaan keterlibatan dari semacam LSM ditingkat pusat, mungkin kerjasama dengan mereka juga," jelasnya.

Menurut salah seorang korban Kasun, Warga Desa Tajug, Kecamatan Karangmoncol, Purbalingga mengatakan jika dirinya sudah menjual tanah dan sawah agar dua anaknya bisa diterima sebagai PNS di instansi pemerintahan sejak tahun 2015. Bahkan setelah dirinya menyetorkan uang sejumlah Rp 205 juta, anaknya tak kunjung diterima sebagai PNS.

"Itu saya jual tanah dan sawah, karena anak saya lulusan PGSD ya mungkin jadi guru SD, sedangkan anak saya yang satu lagi itu dijanjikan masuk Pertamina. Makanya baru Rp 205 juta terus saya berhenti, saya tidak yakin karena hanya ditunda-tunda terus padahal anak saya (yang kedua) pada saat itu sudah kuliah di Semarang," jelasnya.

"Beberapa waktu lalu uang saya sempat dikembalikan setelah ditagih sebanyak Rp 75,5 juta," tambahnya.

Dia menceritakan awal mula kenal dengan pelaku dari temannya yang saat itu anaknya juga ikut dalam perekrutan tersebut. Meskipun awalnya dia tidak mempercayai informasi tersebut, namun setelah pelaku mendatangi rumahnya untuk meyakinkan, akhirnya korban percaya dan mulai menyetorkan uangnya.

"Kebetulan saya punya teman yang anaknya juga ikut, saya ditawari tapi pada saat itu saya belum yakin karena saya cek ke Google itu tidak ada penerimaan CPNS. Tapi setelah saya ketemu orangnya itu meyakinkan, justru saya malah dikasih kenangan-kenangan jam yang ada tanda Garuda-nya dari Sekertaris Negara. Makanya setelah saya dikasih jam baru saya kasih uang," jelasnya.

Kasat Reskrim Polres Banyumas, AKP Djunaidi membenarkan pihaknya menerima laporan tersebut. Sementara ini jumlah korban yang terdeteksi dan membuat laporan ada 7 orang. Meskipun demikian pihaknya akan menampung jika ada korban-korban lainnya.

"Secara pelaporan sudah, nanti kita tinggal mendalami dan melengkapi beberapa alat bukti yang diperlukan untuk kepentingan penyidikan maupun penyelidikan. Mudah-mudahan dalam waktu singkat kita bisa menemukan pelakunya," jelasnya.

Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak tertipu oleh penipuan bermodus penerimaan CPNS. Menurutnya, lebih baik masyarakat bisa mendapatkan informasi langsung dari situs-situs resmi milik pemerintah atau mendatangi langsung instansi terkait yang membuka lowongan CPNS.

"Jangan mudah percaya, lebih baik langsung mendatangi yang berkompeten dalam hal ini ke panitia yang resmi dan jangan tanya ke orang-orang yang tidak jelas," ucapnya.detik
Comments
0 Comments

0 comments:

Posting Komentar

Arsip Blog